Pages

Rabu, 12 Oktober 2011

Masjid Pogung Dalangan 1

Masjid ini baru saja direnovasi atau lebih tepat dibangun kembali setahun yang lalu ketika saya baru saja datang untuk sementara waktu merasakan kembali hidup di jogja. Tidak ada yang istimewa dari bangunan masjid ini tetapi yang menarik adalah orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan yang membuat terasa spesial dan berbeda setidaknya bagi saya yang sedang bernostalgia. Mereka masih belia penuh semangat dan gairah dalam keislaman, mulai dari penampilan sampai dengan asesorisnya. Menggunakan celana khas “cingkrang” diatas mata kaki, baju khas timur tengah panjang hingga lutut dan memiliki jenggot walaupun dapat dihitung dengan jari. Sungguh pemandangan khas suasana anak-anak muda yang penuh keinginan akan melaksanakan keislaman secara utuh. Mereka mengekspresikan keberadaan dan keasyikannya dengan leluasa dan sepertinya memperoleh dukungan dari masyarakat sekitar. Tampak dari peserta jamaah yang sudah cukup usia mencapai senja yang tekun mengikuti ibadah didalamnya yang setia dipimpin oleh para muda yang sedang bergejolak menunjukkan jati diri beridentitas muslim sejati, setidaknya mereka merasa demikian. Dan ternyata pemandangan seperti ini tidak jauh berubah atau berbeda dengan ketika saya pertama kali menginjakkan kaki di jogja lebih kurang 20 tahun yang lalu.

Jikalau boleh dibandingkan dengan Surabaya yang kondisinya sama yaitu masjid yang berada di perkampungan yang berdekatan dengan kampus para mahasiswa tidak dapat leluasa menunjukkan semangat keislaman didalamnya, bisa jadi karena perbedaan kultur yang ada dan berlaku disana. Suasana Ke”NU”an begitu terasa kuat sehingga mereka sudah memiliki panutan sendiri yang sulit untuk ditembus oleh para mahasiswa yang membawa warna baru tentang keislaman setidaknya terasa asing bagi masyarakat di sekitarnya. Dan bisa jadi menjadi terasa sebagai ancaman bagi mereka, membahayakan atau paling buruknya dianggap ajaran sesat.

Itulah perbedaan yang terasa ketika saya harus kembali menghirup udara Jogja kembali untuk sementara waktu, setelah lebih dari 8 tahun hidup di Malang kemudian 4 tahun di Surabaya. Semoga Yang Kuasa memberikan kemudahan bagi saya untuk segera menyelesaikan studi. . . amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar